Jumat, 23 April 2010

Musyarokah

Musyarakah atau musyarikah artinya “yang diserikatkan”. Yaitu ahli waris yang dalam perhitungan mawarist semestinya memperoleh warisan, tetapi tidak memperolehnya, maka disyarikatkan kepada ahli waris lain yang memperoleh bagian. Musyarakah secara bahasa diambil dari bahasa arab yang berarti mencampur. Dalam hal ini mencampur satu modal dengan modal yang lain sehingga tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kata syirkah dalam bahasa arab berasal dari kata syarika (fi’il madhi), yashruku (fi’il mudhari’) syarikan/syirkatan/syarikatan (masdar/kata dasar); ertinya menjadi sekutu atau syarikat (kamus al Munawar) Menurut erti asli bahasa arab, syirkah bererti mencampurkan dua bahagian atau lebih sehingga tidak boleh dibedakan lagi satu bahagian dengan bahagian lainnya, (An-Nabhani). Syirkah hukumnya mubah.

Rukun syirkah yang asas ada 3 perkara yaitu: a) akad (ijab-kabul) juga disebut sighah b) dua pihak yang berakad (‘aqidani), mesti memiliki kecakapan melakukan pengelolaan harta c) objek aqad(mahal) juga disebut ma’qud alaihi, samada modal atau pekerjaan
Masalah musyarakah ini terjadi jika ahli waris terdiri dari : suami, ibu, 2 orang saudara seibu dan saudara laki – laki kandung. Jika dihitung menurut kaidah mawarits yang umum, saudara laki – laki kandung lebih kuat daripada saudara seibu. Dapat dilihat dalam pembagian di bawah.
• Suami 1/2 = 3/6 = 3
• Ibu 1/6 = 1/6 = 2
• 2 Orang Saudara seibu 1/3 = 2/6 = 2
• Saudara laki – laki kandung sisa = 0 (tidak memperoleh)
menurut Umar, Ustman dan Zaid yang diikuti oleh Imam Tsauri. Syafi'i dan lain – lain, pembagian seperti di atas tidak adil. Maka untuk pemecahannya saudara kandung disyarikatkan dengan saudara seibu di dalam bagian yang 1/3 (dibagi 2 untuk 2 orang saudara seibu dan saudara kandung). Sehingga penyelesaiannya dapat dilihat dalam pembagian di bawah :
• Suami 1/2 = 3/6 = 3
• Ibu 1/6 = 1/6 = 1
• 2 Orang saudara seibu dan saudara laki – laki kandung 1/3 = 2/6 = 2/6
Bagian saudara seibu dan saudara laki – laki kandung dibagi rata, meskipun di antara mereka ada ahli waris laki – laki maupun perempuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar